Selasa, 22 Februari 2011

Sepuluh Pintu Rizki

Ingin kaya harta dan panen pahala ? Inilah resepnya :

1. Memperbanyak Istighfar

Allah SWT berfirman: “Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. Nuh: 10-12)

Al-Qurtubhi berkata, “Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana diturunkannya rezeki dan hujan".

Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun pada Allah), niscaya Allah menggantikan setiap kesempitan menjadi jalan kelar, setiap kesedihan menjadi kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (Hr. Abu Dawud)

Rabu, 16 Februari 2011

Catatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

    Di sebutkan dalam Kitab an-Ni’mah al-Kubro ‘ala al-‘Alam Fii Maulid Sayyidi Waladi Adam Karya al-‘Aalim al-‘Allaamah Syihabuddin Ahmad bin Hajar Haitami as-Syafi’i (Rahimahullah Ta’ala), dari Imam Wahid ‘Ashrihi wa Farid Dahrih Fahruddin ar-Rozi (Rahimahullah Ta’ala).

Bahwasanya tak seorang pun yang membaca Maulid Nabi Muhammad SAW. di sebuah garam, gandum, atau segala sesuatu yang dapat di makan kecuali telah tampak dengan jelas barokah di dalam makanan tersebut dan sambung dengan makanan itu. Sesungguhnya makanan itu berulang-ulang dan tidak tetap sehingga Allah SWT mengampuni orang yang makan makanan itu.
  
Jika Maulid Nabi Muhammad SAW. itu di baca di air, barang siapa yang meminum dari air tersebut, maka masuk dalam hatinya seribu cahaya dan rahmat dan juga keluar dari hatinya seribu cahaya dan rahmat dan juga keluar dari hatinya seribu uneg-uneg dan penyakit serta hati itu tidak akan mati saat hati semua orang telah mati.

Berdiri Ketika Memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW.

Soal : Bagaimana hukumya berdiri pada waktu membaca Maulud Nabi Muhammad SAW. ? Apakah hal itu telah menjadi adat kebiasaan yang di tetapkan oleh agama (‘uruf syar’i), hingga pelaksanaannya tidak berbeda-beda di segala tempat, atau merupakan adat kebiasaan setempat (‘uruf ‘aadi), hingga masing-masing tempat mempunyai cara sendiri-sendiri ? Manakah yang lebih utama, berdiri atau duduk pada waktu membaca Maulud Nabi Muhammad SAW. Bagi bangsa Indonesia yang mempunyai tradisi duduk sambil menyembah (kedua tangan di letakkan di muka hidung) pada waktu menghormati orang-orang yang terhormat ?

Jawab : Berdiri pada waktu memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW. Itu ‘uruf syar’i yang hukumnya sunnah, oleh karenanya pelaksanaannya tidak berbeda-beda di segala tempat.

Keterangan, dalam kitab al-Sharimul Mubid, dan dalam kitab al-Fatawi Haditsiyyah, dan dalam kitab al-Kaukab al-Anwar ‘ala ‘Iqdil Jauhar :

Minggu, 13 Februari 2011

Doa-doa Istighotsah

Berikut ini adalah doa-doa yang dibaca dalam istighotsah, sebagaimana dalam buku “Panduan Praktis Istighotsah” oleh Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU):

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

الفَاتِحَة x1

(Surat Al-Fatihah)

أسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ x3

Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ x3

Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ x3

Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad berserta keluarganya